Minggu, 29 Desember 2024

Bersama kita capai kemenangan

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertemuan pada malam ini bukan pertemuan biasa. Bukan hanya pertemuan untuk tukar informasi, bertanya kabar dan sebagainya. Berkumpulnya kita dalam majelis ini sebagai pekerja peradaban yang punya cita-cita besar untuk membangun peradaban dunia yang memiliki nilai-nilai ilahiah. ini adalah proyek yang besar karena dia mencakup sesuatu yang detail dan lengkap. 
Kalau kita membahas tahapan amal yang rinci dan lengkap. Bagaimana kita memperbaiki diri kita dulu, individu dulu secara holistik dari Fikriyah-nya, Ruhiyah dan Jasadiyah sampai bagaimana kita menjadi rahmatan lil alamin. Maka diperlukan sebuah pondasi yang kuat agar ini bisa dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan juga harus ada keseriusan, tidak sembarangan. Ini proyek besar yang memang harus dibuat perencanaan yang serius dan detail.

Kita bisa bayangkan kalau membangun IKN dengan dana 500 triliun saja kita harus merancang dengan begitu banyak perencanaan dan dana yang digunakan juga harus dibuat secara lebih detail. Apalagi kalau kita bicara peradaban. Sebagai pekerja kita harus beramal. Yang kita maksud amal itu adalah buah dari ilmu dan keikhlasan. Pekerja harus beramal dengan serius. Dia juga harus memiliki ilmu yang cukup, agar amalnya tidak salah dalam memperjuangkan Islam. Tapi dia juga harus memiliki keikhlasan dalam beramal. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Taubah 105 yang kurang lebih maknanya agar kita bekerja maka sesungguhnya Allah subhanahu wa taala, Rasul dan kaum muslimin akan melihat pekerjaan kamu. 

Nah, jadi kita harus bekerja dengan baik. keseriusan kita dalam mengembah amanah ini itu harus terus dievaluasi. Dari segi struktur maupun dari tarbawinya sebagai rencana amal yang lebih jelas. Kontribusi kita harus jelas. Jangan sampai kita tidak memiliki kontribusi yang terukur untuk mencapainya. Amal itu kan harus jelas sebagaimana kalau kita melihat ayat diatas, kata amal disampaikan sebanyak tiga kali.

Bagi kita dalam tarbiah ini ada dua hal. Yang pertama kita menjadi pentarbiah atau murabi. Tetapi kita juga harus menjadi yang objek dakwah. Yang pasti akan memiliki amanah-amanah dakwah dalam penugasan di tarbiah itu. Yang mungkin bisa kita buat adalah saat kita ingin menjadi seorang murabi. Maka kita harus membuat program KKP. KKP itu adalah penerjemahan yang disesuaikan dengan kondisi kekinian. Dia menjadi penting. Maka kita sebagai murabi harus bisa menterjemahkan KKP itu sebagai kurikulum dalam mentarbiah. Itu menjadi penting. Jangan sampai kita datang, tidak mempersiapkan diri dengan baik. Akhirnya arah dari KKP itu tidak jelas, penyampaian kita tidak jelas, sehingga tujuan yang kita capai juga tidak jelas, yang diterima oleh anggota kita itu juga tidak jelas. Untuk itu maka KKP itu memang harus dijalankan dengan lengkap dengan tepat. Tentu kita rancang dengan baik apalagi banyak sarana tarbiah yang lain yang harusnya juga kita rancang dari awal jangan tiba masa tidak akal

Kalau kita tidak punya amanah yang jelas, kalau kita terlalu banyak menganggur dalam dakwah ini. Itu menjadi penyakit. Dan biasanya kita sibuk memikirkan orang lain. Kita sering sibuk untuk mengevaluasi orang lain. Padahal itu bukan ranah kita. Padahal itu bukan tugas kita untuk mengevaluasi orang lain. Yang paling penting adalah bagaimana kita, diri kita ini memenuhi amanah dakwah itu. Maka sekali lagi kita harus punya rencana kerjaan dakwah kita. Dan itu harus serius kita kita lakukan.

Di saat yang sama, kita harus bisa memberikan pemahaman kepada anggota kita atas tujuan pekerjaan ini. Sehingga kita bisa mengetuk jiwa mereka agar mereka juga turut bekerja dengan kita, bekerja secara amal jamai. Tidak boleh bekerja secara infirodi, karena kita adalah jemaah yang besar. Tidak boleh ada orang yang berjuang sendiri. Bekerja sendiri bisa berpotensi terjadi kesalahan. Terlalu besar bahayanya bila kita merasa cukup berjuang dengan kesendirian kita. 

Untuk menjadi pekerja dakwah yang baik dan terus bisa bekerja dengan ikhlas maka kita harus terus membangun hubungan dengan Allah subhanahu wa taala. Karena kita yakin bahwa ikhtiar itu hanya salah satu syarat agar kemenangan dakwah tercapai. Tetapi yang paling mendasar adalah bahwa semua kemenangan itu berasal dari kekuasaan Allah subhanahu wa taala. Hak prerogatifnya Allah subhanahu wa taala. Kita hanya berperan untuk berikhtiar. Sedangkan kemenangan itu dari Allah subhanahu wa taala. Maka hubungan kita dengan Allah subhanahu wa taala itu harus tingkatkan secara terus menerus. 

Sekali lagi karena kita berjuang dengan jemaah maka kita juga tidak bosan untuk mendoakan dai-dai yang lain, mendoakan anggota kita agar mereka juga bekerja dengan maksimal dengan keikhlasan yang kuat. Maka menjadi murabi yang rabaniyah itu menjadi keharusan dalam diri kita. Bagaimana kita menjadi murabi yang kokoh yang diterpa dengan angin yang sepoi-sepoi, kita tidak jatuh, apalagi diterpa dengan angin yang kencang pun tidak akan roboh. Karena kehidupan kita ini pasti akan berhadapan dengan dinamika politik, dinamika ekonomi, dinamika sosial, dinamika masyarakat.

Dari penjelasan di awal itu maka perjalanan tarbiah kita itu harus memiliki korelasi. Semakin lama kita tarbiah, semakin naik jenjang amanah dakwah kita maka seharusnya jumlah amanah kita semakin banyak, kinerja amanah dakwah kita semakin banyak. Pengorbanan kita juga semakin banyak. Kerja-kerja kita juga semakin banyak jangan sampai makin tinggi amanah kita, makin banyak amanah kita ternyata kinerja kita malah kurang. Saat kita melihat saudara-saudara kita melakukan direct seling, door to door, bekerja dan sebagainya kita menjadi penonton. Padahal mungkin yang melakukan itu orang-orang yang kita anggap baru, padahal kalau kita memahami dengan baik seharusnya kita yang paling banyak bekerja. Yang paling banyak melakukan direct selling, yang paling banyak melakukan door to door. Mungkin ini yang menjadi catatan kita ke depan. 

Jadi saudaraku seharusnya tarbiah itu bisa memberi motivasi kita untuk bekerja secara maksimal di saat yang sama kita juga bisa mengilmui dan kita juga memiliki pemahaman dari awal sudah kita ikat bahwa perjuangan kita ini adalah untuk membangun peradaban Islam bukan hanya untuk mendapatkan ghanimah-ghanimah kecil sebagaimana yang terjadi di Perang Hunain. Terlalu jauh kalau kita hanya memikirkan kecil. Umur kita sudah hampir setengah abad. Bahkan ada yang sudah lebih dari setengah abad. Kalau kita hanya memikirkan ghanimah perang itu terlalu kecil, rugi rasanya. Berpuluh tahun kita tarbiah, banyak pengorbanan yang telah kita lakukan tetapi yang kita kecewa hanya karena kita tidak mendapatkan manfaat dari ghanimah itu. 

Bahkan boleh jadi sebagaimana ibroh yang ada di Perang Hunain itu boleh jadi ghanimah itu memang sengaja diberikan kepada orang-orang yang baru masuk Islam di Mekkah. Memang untuk membuat keislaman mereka semakin kuat. Kita bisa belajar dari orang Anshar yang kecewa dengan pembagian yang dilakukan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasalam. Untung saja Rasulullah memberikan penguatan kepada sahabat yang berasal dari Al Anshar tersebut. Apakah kita harus mendapatkan bimbingan terus dari Rasulullah agar kita dikuatkan? Iya betul. Makin tinggi jenjang tarbiah kita, semakin banyak amal kita, maka bimbingan itu harus terus dilakukan. Ada reminder yang harus kita dapatkan terus dan itu berasal dari sehatnya tarbiah kita. Kalau anda, kalau kita, kalau saya, siapa pun, siapa pun yang sudah merasa besar dalam jamaah ini, terus melupakan kesehatan, tarbihannya, tinggal tunggulah yang berjatuhan di jalan dakwah. Nauzubillahi minzalik
Read more >>

Minggu, 24 November 2024

Mengapa Harus Menang

Hidup manusia di muka bumi pasti memiliki tujuan. Sang pencipta menciptakan manusia tanpa cek kosong. Ada misi yang harus dicapai. Jadi tidak main2 hidup ini. Ada sesuatu yang harus dikejar. Mencapai tujuan dengan segala pengorbanan dan perjuangan itulah yang dinamakan kemenangan. 

Nah... kemenangan itu sendiri macam2. Edisi kali ini kita mengenali kemenangan perangkat agar dakwah semakin berkibar dan eksistensi kebaikan bisa terlembagakan. Jadi... mengapa harus menang.

Ada beberapa alasan:

1. Fitrah manusia ingin menang.
Siapa pun dia, mau berhasil. Mau sukses. Dalam aspek apa pun. Seorang penjahat sekalipun ingin menang. Dia buat perencanaan bagaimana kejahatannya sempurna. Jejak kejahatannya disamarkan. Coba perhatikan, si penjahat biasa menggunakan sarung tangan atau penutup mata. Karena dia tak mau sidik jarinya terlacak atau wajahnya ditangkap oleh CCTV.
Itu seorang penjahat. Apalagi bagi seorang penyeru kebaikan. Harus cermat dan lengkap dalam membuat perencanaan. Syarat2 kemenangan harus disiapkan terlebih dahulu. Karena  kemenangan itu diperjuangkan. Bukan tiba-tiba turun dari langit. Tidak diberikan  dengan belas kasih orang lain. Keringat dan kelelahan perjuangan yang menjadi sebab Allah memberikan  kemenangan. Manusia hanya melakukan ikhtiar maksimal. Kemenangan itu dari Allah SWT. Kita lihat pada Surah Ash Shaff ayat 13, "Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin"

Kita semua ingin menang. Maka kita mesti berjuang untuk mencapainya. Walau panjang dan berliku, jalan itu harus dilalui. Dia juga bukan sprint 100 meter yang dilalui sekitar 10 detik. Dia marathon dengan panjang diatas 40 km. Sangat panjang dengan waktu yang lama. Diperlukan stamina yang cukup. Terkadang karena memporsir di awal, sang pejuang kehabisan energi di ujung. Padahal kemenangan itu ditentukan ujungnya. 

2. Tidak ada kata kalah dalam perjuangan yang suci.

Hidup ini sudah berpasangan. Baik buruk, maslahat mudharat, berhasil dan gagal. Kalah dan menang. 

Bagi si pejuang. Kemenangan sejati saat dia berada di kenikmatan tertinggi. Syurga firdaus. Motivasi ini tertanam dalam hatinya. Perjuangan dengan pengorbanan besar baginya adalah pembekalan dirinya untuk alasan berhadapan dengan Sang Pencipta. Dia maksimal mempersiapkan dan berjuang. Baginya cuma dua. Hidup mulia dengan kemenangan. Atau gugur berjuang dengan darah berceceran tetapi penghuni langit menyambut ruh nya yang terbang tinggi. 

Dua kondisi ini baginya adalah kemenangan. 
Teringat dengan perjuangan sahabat Abu Ayub Al Anshari. Dengan umur yang sudah uzur dia tetap kepingin ikut dalam barisan  pasukan penakluk konstantionpel yang saat itu rasanya sulit untuk ditaklukan.

Itulah perjuangan yang bermisi lintas waktu hidup seorang manusia. Yang menghilangkan faktor2 duniawi. Misalnya uzur dan kelemahan diri. Karena kedua hasil adalah keberkahan.

3. Ingin berkuasa dengan kemenangan

Bagi si pemenang pertempuran, kemenangan memberi peluang berkuasa. Berkuasa untuk melebarkan radius kebaikan. Nilai2 kebaikan ekspansif dan masuk dalam lembaga kehidupan  manusia yang regulatif.

Dalam surat Al Hajj ayat 41, "Orang-orang yang diberi kekuasaan dan melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar".

Nilai ini misi kepemimpinan. Kekuasaan mempermudah masyarakat menghamba pada sang Pencipta. Kesejahteraan tertingkat. Semakin banyak muzzaki dan budaya saling mengingatkan terus tumbuh. Ketiga hal ini terlembagakan dengan baik. Itulah yang dinamakan Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Sebuah negara ideal yang baik dan makmur. Serta mendapat ridha sang pencipta.

Kemenangan sang pejuang lah yang bisa mencapai momentum itu.

Kalau kita lihat para nabi. Kesempurnaan ajaran saat mereka berkuasa. Perhatikan Nabi Sulaiman, atau sebelumnya Nabi Daud. Atau Nabi Yusuf. Mereka melembagakan nilai kebaikan dalam regulasi pemerintahan yang dipimpinnya.

4. Kemenangan itu hakekatnya dari Allah
Walaupun demikian syarat kemenangan harus dipenuhi. Syarat maknawi yang utama perlu dilengkapi. Allah SWT telah menyampaikan  dalam ayatnya.
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung" (Al Anfaal 45).

Syarat ini perlu terus dipertahankan. Tidak mudah mempertahankan kondisi ini. Di tengah dinamika pertempuran yang samar. Kebutuhan dunia akibat perhitungan manusia. Menyikapi hasil survei, mengikuti opini publik, kebutuhan mendesak masyarakat atau memenuhi regulasi penyelenggara pemilu terkait membuat syarat ini menjadi nisbi. Mungkin karena mau rapat yang urgen, shalat ditinggalkan. Atau mungkin ingin menampilkan figur yang diusung, sudah sulit dibedakan antara sombong dan strategi pencitraan. Atau alasan strategi yang lain, akibatnya melupakan  tujuan utama kemenangan itu sendiri.

Tidak sedikit karena membahas strategi pemenangan timbul suasana pertengkaran yang jauh dari ukhhwah. Memaksakan agenda pribadi atau merasa paling dari yang lain. 

Sesensitif apapun yang dibahas, perlu diingatkan dengan kekuasaan Allah. Ingat..  strategi, tools, sumber daya pemilu, dan lainnya adalah sarana mencapai kemenangan. Pejuang hanya menyiapkan pada level tertentu. Ingat..  kemenangan dari Allah... maka takutlah pada sang pemberi kemenangan. 

5. Momentum berkontribusi maksimal dan jujur

Intansurullah yan surkum. Kita yakin saat kita sudah bergerak, maka peluang Allah memberikan bantuan terbuka lebar. Selama niat awal tidak berubah.

Saat pertempuran, ini kesempatan berkontribusi secara maksimal. Tenaga, pikiran, harta, doa dan semua sumber daya secara proporsional dikontribusikan. Termasuk kontribusi keikutsertaan dalam medan juang. Yang sudah berkontribusi harta, bukan menjadi alibi untuk absen dalam pertempuran.

Yang lebih lucu, ada juga yang mau duduk santai menunggu kemenangan. Membiarkan yang lain bertempur. Dia tidak berbuat dan menjadi pengamat. Mengomentari perjuangan dan peluh orang lain. 

Cukuplah pelajaran dari Bani Israil yang diajak berjuang melawan musuh yang sangat kuat. Akhirnya mereka bersikap apatis. 
Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja" (Al Maidah 24).

Itulah ciri hidup yang kalah sebelum berjuang. Takut dengan nama besar sang lawan. Mau ikut bila kelihatan hilal ghanimah. Bila sulit dan musuh terlalu kuat... mereka kalau sebelum berjuang. 

Malu kita ke penduduk Madinah yang meminta izin untuk ikut berperang. Padahal serba kekurangan. Musuh besar di Perang Tabuk. Siapa tak takut dan bergetar mendengar Kekaisaran Romawi saat itu. Negara adikuasa. Tapi mereka semangat walau terkendali dengan pembekalan.

"Dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu,” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut berperang). (Taubah: 92)

Betapa semangat mereka bergemuruh ingin berkontribusi. Saat itu memang prajurit harus menyiapkan pembekalan sendiri. Bisa dibayangkan bagi pasukan yang telah berkeluarga dan berkekurangan, mereka tidak bisa ikut. Mereka menangis karena tidak mampu berkontribusi fisik. 










Read more >>

Minggu, 10 November 2024

Lingkaran itu

Lingkaran ini mengingatkan pada jati diri penciptaan. Apa risalah besar yang diamanahkan sudah tertunai secara lengkap atau masih jauh dari harapan. Penghambaan diri pada Nya mungkin masih jauh panggang dari api. Apalagi risalah mengelola bumi. Padahal orang shaleh ditunggu perannya. Apalagi risalah menyeru. Ada insan yang berada di jurang kehancuran yang memerlukan raihan tangan. Merasa jijik untuk menyelamatkannya. Atau terlalu asik dengan comfort zone yang melenakan.

Lingkaran ini juga memberikan penguatan. Hati menjadi suci. Tak ada niatan selain kepada kebaikan untuk orang lain. Dengannya semakin kokoh walaupun terjangan angin topan yang supersonic. Dia akan terus kuat karena hati yang suci mengarahkan pada keikhlasan. Tidak bergeming dari angin sepoi atau angin mematikan. Dia tidak jumawa saat dipuja puji. Dan tak terpuruk saat hinaan menerpa. Dia berjalan seperti kafilah berlalu walau anjing menggonggong. Dia terus berjalan dan berbuat.

Lingkaran itu juga menguatkan kecerdasannya. Dengannya otak semakin penuh terisi wawasan. Mulutnya berisi ilmiahnya ilmu pengetahuan yang dalam. Sarannya penuh argumentasi yang bertanggung jawab. Dia bisa membedakan antara kecerdasan yang harus ditampilkan dan rendah hati yang inheren dalam dirinya. Tepat kapan dia berkata dan berbuat. Dia ilmu yang berjalan. Rujukan bagi yang pelanglang buana

Lingkaran itu menguatkan tangan dan kaki. Agar dia bisa berbuat banyak amal. Dia juga bisa melangkah jauh. Dengannya beban semakin banyak dipikul. Dia tidak pernah berujar bahkan dalam hatinya untuk mengurangi beban. Dia terus berdoa agar punggungnya diberi tambahaan tenaga agara beban itu semakin ringan.
Ya… lingkaran tiga kali empat. Tidak ada apa-apanya. Kecil memang. Apalagi bagi si dia yang ingin memetik mangga walau kematangannya jauh dari waktu normalnya…
Read more >>

Sabtu, 26 Oktober 2024

Taman Cendana Depan Kantor Bupati Berau

Ruang terbuka hijau menjadi hal penting bagi masyarakat di perkotaan. Selain itu, keberadaan ruang terbuka ini adalah keharusan dalam penataan ruang sebuah wilayah. Keberadaan Taman Cendana yang luasnya sekitar 1 an hektare. Dinamakan taman cendana karena berada di jalan Cendana tepat di depan rumah dinas Bupati Berau.
Taman yang memiliki fasilitas jalan tracking mengelilingi taman menjadi salah satu tujuan warga Tanjung Redeb khususnya untuk rekreasi sekaligus berolah raga ringan seperti jogging. Banyak juga warga yang membawa keluarga duduk santai sambil membawa makanan ringan dan makan bersama. 
Jalan tracking ini kurang lebih sepanjang 335 meter. Jadi kalau mengelilingi sebanyak 3 kali baru sampai 1 km. Cukup nyaman karena suasananya teduh dan menyejukkan karena banyak pohon bernaung. 
Fasilitas lain adalah beberapa tempat duduk dan kolam air manjur. 
Ada satu tempat duduk yang cukup luas. Terlihat beberapa kali ada mahasiswa yang kuliah disana. Bahkan ada juga pelajar yang belajar outdoor disini. Karena ada tempat duduk yang nyaman. 
Taman Cendana ini memiliki banyak pohon. Seperti pohon Tanjung, Beringin, Angsana, Pinang, Mangga dan lain2. Di samping itu ada juga berbahagia macam bunga yang cukup banyak. 
Pohon yang ada cukup rindang. Sehingga tajuknya bisa menaungi jalan traking dan membuat pejalan semakin nyaman.
Di taman ini juga disediakan tempat sampah plastik, botol dan kaleng. Sengaja disediakan agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.
Untuk masuk ke taman ini tidak dipungut biaya. Termasuk parkir motor atau mobil. Terlihat banyak terparkir motor yang biasanya digunakan masyarakat menuju taman ini. 

Read more >>

Rabu, 23 Oktober 2024

Praktik Statistika Lingkungan di Batiwakal

Praktif Mata Kuliah Statistika Lingkungan Mahasiswa Semester 3 Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Muhammadiyah Berau di Jalan Murjani 1 Tanjung Redeb depan Lapangan Sepak Bola Batiwakkal.
Praktik dibagi menjadi 2 kelompok dengan tugas masing-masing pengambilan sampel secara random sederhana (simple random sampling) dan secara sistematis (systematic sampling). 
Tahap awal adalah menghitung semua pohon yang ada di lokasi yang ditentukan. Populasi pohon adalah pohon berjaya yang memiliki diameter >15 cm. Karena menggunakan pita ukur, maka yang diukur adalah keliling pohon setinggi dada. Terdapat 60 pohon. Kemudian masing-masing pohon diberi nomor.
Setelah jumlah pohon diketahui, dilanjutkan menghitung jumlah sampel. Karena intensitas sampling 20%, maka jumlah sampel adalah 20% dikali 60 yaitu 12 sampel. 
Setelah itu menentukan nomor urut pohon sebagai sampel terpilih. Untuk sampling random, penentuan dilakukan secara acak. Teknisnya dilakukan dengan cara pembuatan undian sederhana. Membuat potongan kertas sebanyak jumlah populasi dan ditulis nomor urut. Kemudian dikocok dan dipilih secara acak. Bisa juga dilakukan dengan aplikasi spinner di playstore.
Setelah nomor urut terpilih dilanjutkan pengukuran keliling, tinggi pohon dan jenisnya.
Sebelum dilakukan pengukuran, salah satu mahasiswa membuat tabel yang berisi kolom nomor urut, nomor pohon, jenis pohon, keliling pohon, tinggi pohon dan volume. 
Pengukuran keliling pohon dilakukan pada batang setinggi dada menggunakan pita ukur. Pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan tongkat ukur sampai cabang pertama. Jadi bukan puncak tajuk pohon. Sedangkan untuk jenis pohon dilakukan dengan perangkat handphone, yaitu dengan cara mengambil gambar pohon dengan Google. 
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Untuk mendapatkan data diameter, data keliling pohon dibagi 3,14. Setelah itu dilakukan penghitungan volume pohon sampel terpilih.





Read more >>

Sabtu, 12 Oktober 2024

Identifikasi Geosite Tambahan di Kalimantan Utara

Bertempat di Gedung Siti Nurbaya Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dilaksanakan Laporan Akhir Identifikasi Geoheritage di Kalimantan Utara. 
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Informasi Geologi UGM. Prof. Eko Haryono sebagai pelaksana kegiatan memberikan pengantar terkait ini. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut usulan Provinsi Kalimantan Utara ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk penetapan warisan geologi (geosite) di Kalimantan Utara. Saat itu ada 11 geosite yang diusulkan dan semuanya berada di kawasan Pegunungan Batu Benau Desa Sajau Kabupaten Bulungan. Dalam tanggapannya, Pusat Informasi Geologi sebagai perpanjangan Kementerian ESDM memberikan saran untuk menambah usulan geosite di Kabupaten Tanah Tidung dan Malinau.
Dalam laporannya, UGM yang diwakili oleh Bapak Arif memberikan laporan berupa tambahan 26 geosite baru di tiga kabupaten. Semua usulan geosite disampaikan secara detail, seperti lokasi, keunikan serta rekomendasi pemanfaatannya.
Kegiatan ini diikuti oleh perangkat daerah dari Provinsi Kalimantan Utara, seperti Bapeda dan Litbang, Dinas Pariwisata, Dinas ESDM serta perwakilan perangkat daerah dari 3 kabupaten. Dipimpin oleh Plt. Kepala ESDM Kaltara, Ibu Rita Sugara, Pemerintah Provinsi Kaltara sangat berharap agar proses pengusulan geosite ini bisa berjalan lancar dan akhirnya mendapatkan penetapan dari Kementerian ESDM. Setelah itu bisa mempermudah pengusulan taman bumi atau geopark.
Read more >>

Senin, 07 Oktober 2024

Training for Kelompok Perhutanan Sosial

Bertempat di Hotel Melati Jalan Haji Isa 2 Tanjung Redeb, selama 2 hari dari tanggal 8 sampai 9 Oktober 2024 dilaksanakan kegiatan Training for Kelompok Perhutanan Sosial.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Berau Barat yang bekerjasama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Kegiatan ini merupakan bentuk bimbingan teknis peningkatan kapasitas penataan usahaan kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS).
Kegiatan ini dibuka langsllung oleh Kepala KPH Berau Barat, Bapak Ir. Azhar Rudiyanto, M.AP. 
Kegiatan ini mengundang perwakilan dari kelompok perhutanan sosial yang ada dalam wilayah kewenangan KPH Berau Barat. Sekitar 14 lembaga perhutanan sosial, seperti lembaga pengelola hutan desa, kelompok tani hutan dan kelompok sadar wisata. 

Agenda training dilaksanakan selama 2 hari yang akan diisi oleh narasumber dari Balai Diklat KLHK dan BPSKL Wilayah Kalimantan Seksi Wilayah Kaltim Kaltara serta Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu Kabupaten Berau. Sedang materi yang disampaikan terkait leadership, pencatatan nilai ekonomi pada KUPS, Sistem Perizinan Berusaha, peningkatan kapasitas produksi, laporan tahunan dan pencatatan kegiatan KUPS.

Read more >>

Kamis, 26 September 2024

Simposium The Regional Geoheritage Conference di Makasar

Geopark sekarang sudah menjadi salah satu tren konservasi sumber daya alam yang tidak mensyaratkan fungsi kawasan. 
Geopark sendiri didefinisikan sebagai kawasan geografi yang memiliki warisan geologi (geo heritage site), biodiversitas dan keragaman  budaya yang tinggi. Geopark ini dikelola untuk tujuan perlindungam (konservasi), edukasi dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Read more >>

Sabtu, 14 September 2024

Pengusulan Perhutanan Sosial untuk Tambak Pegat Batumbuk

Perjalanan ke Pegat Batumbuk ditempuh selama 1 5 jam an. Melewati Sungai Berau yang cukup tenang, Tim KPHP Berau Utara, Dosen Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Berau dan YKAN bersama melalui speedboat milik LPHD Pegat Batumbuk. 
Kali ini tim KPH membawa berbagai macam bahan sosialisasi untuk calon kelompok Tani hutan yang akan dibentuk. Seperti alat presentasi, spanduk, ATK dan lainnya. 
Tepat pukul 08.30 kami meluncur laju menuju lokasi dari pelabuhan Tanjung Redeb. Saat itu sungai sedang surut, jadi perjalanan lancar. Suasana terik matahari membuat perjalanan semakin asik.
Melewati Sungai yang indah dengan pemandangan beberpa kampung Berau di Kecamatan Gunung Tabur sebelah utara dan Sambaliung di sebelah selatan. Mulai Maluang, Samburakat, Sembakungan dan Pulau Besing di utara. Kelurahanan Sambaliung, Gurimbang, Tanjung Perangat dan Sukan di sebelah selatan.
Mendekati sampai tujuan, pinggir sungai sudah dipenuhi hutan mangrove khas nipah. Sangat banyak dan menjadi spesies dominan  di kawasan ini. Kampung Pegat Batumbuk memang meliputi gugusan pulau di delta sungai Berau dengan dominasi mangrove nipah. 
Sampailah kami di kampung tepat pukul 09.30 wite. Kampung tenang dengan cerahnya matahari menyambut kami. Alhamdulillah.
Kami sampai ke lokasi balai pertemuan kampung. Sambil menunggu masyarakat, kami berbincang dengan warga. Bercerita tentang kehidupan masyarakat.
Akhirnya sekitar jam 10 an, acara dibuka setelah masyarakat calon anggota kelompok Tani Hutan. Bapak Alimudin sebagai Kepala Kampung menyampaikan sambutan selamat datang dan harapannya terhadap acara ini. 
Cukup banyak yang datang saat itu. Warga rata2 memiliki tambak di kawasan hutan yang akan diusulkan menjadi perhutanan sosial dengan skema  hutan kemasyarakatan. Karena skema ini yang dianggap cocok dengan kondisi yang ada.
Tim KPH Berau Utara menyampaikan beberapa materi terkait definisi pengelolaan hutan lestari serta perhutanan sosial. Skema yang ditawarkan dalam perhutanan sosial adalah Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Kemasyarakatan, Kemitraan Kehutanan dan Hutan Adat. Tim KPH juga menyampaikan tata cara pembentukan kelompok Tani hutan dan pengusulan hutan kemasyarakatan. Tim KPH juga menekankan bahwa tujuan perhutanan sosial ini juga mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tim KPH dipimpin oleh Bapak Dwi Angan selaku penyuluh Kehutanan dan staf yaitu mba Nurul dan Dina. Mba Nurul sebagai penyuluh Kehutanan juga menyampaikan hak dan kewajiban bila persetujuan perhutanan sosial diperoleh. Termasuk larangan2 yang ada. Sedangkan tim dari YKAN terdiri dari Mas Asad, Mas Rahmadi dan Gunawan. Serta Mas Adi dari UMB.
Acara cukup menarik. Banyak pertanyaan dari warga. Macam2. Tetapi pertanyaan seputar persyaratan, manfaat dan penyelesaian tumpang tindih lahan dalam kawasan. Narasumber dari KPH dan YKAN memberikan jawaban terkait pertanyaan tersebut. Banyak manfaat dari proses ini. Salah satunya adalah kejelasan legalitas lahan khususnya tambak. Walaupun dibatasi waktu 35 tahu, tetapi hak kelola menjadi lebih jelas. Sehingga produk bisa dipasarkan secara legal. Di samping itu, perhutanan sosial merupakan salah satu solusi penanganan konflik tenurial. 
Acara yang lebih detail adalah saat warga sudah tertarik dengan skema yang ada. Untuk itu perlu ada pemetaan tambak masyarakat. Pihak YKAN sudah membantu melakukan pemetaan secara spasial. Masyarakat diminta untuk menunjukkan lokasi diatas peta. 
Akhirnya sekitar jam 12.00 wite acara selesai. Masih banyak yang harus diselesaikan. Tetapi next stepnya adalah memastikan lagi kepemilikan lahan di kawasan yang ada dipeta. Setelah itu segera dibentuk kelompok Tani hutan untuk mengusulkan ke KPH. KPH akan membantu memfasilitasi proses pengusulan ini dan dibantu oleh YKAN
Setelah selesai acara, peserta dihidangkan makanan  khas kampung. Apalagi kalau bukan masakan kepiting sosial yang sungguh nikmat. Alhamdulillah 
akhirnya sekitar jam 14.00 an... kami meninggalkan kampung menuju Tanjung Redeb... semoga niat baik ini diberi keberkahan dan kemudahan. 


Read more >>

Rabu, 11 September 2024

Manutung Jukut Hari Jadi Berau 2024

Seperti tahun sebelumnya, salah satu agenda dalam memperingati hari jadi Kabupaten Berau dan Kota Tanjung Redeb, panitia mengadakan kegiatan Manutung Jukut. Dari segi bahasa, kegiatan ini maksudnya adalah membakar ikan bersama masyarakat. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 September 2024. Untuk tahun ini, tema acara adalah Manutung Jukut Mencegah Stunting Menuju Generasi Emas Tahun 2045.
Agar acara ini berjalan lancar dan efektif, panitia akan menilai stan peserta. Terdapat 406 an stan yang mendaftar sampai hari ini. Panitia membagi dalam 4 kategori yaitu: kelompok sekolah dan perguruan tinggi; perangkat daerah; kelompok BUMN/D dan swasta; serta kelompok umum, termasuk kelompok masyarakat dan paguyuban.

Untuk tahun 2024 ini, lokasinya berada berbeda dengan tahun yang lalu dimana tidak berada di Tepian Jalan Pulau Derawan Tanjung Redeb, jadi lebih banyak di Kelurahan Bugis. Ke empat kategori ini akan ditempatkan pada lokasi tertentu. 

Pendaftaran masih dibuka sampai tanggal 12 September 2024 dan akan dilaksanakan technical meeting. Walaupun panitia tetap menerima pendaftaran di H-1.

Saat ini panitia telah menunjuk tim juri untuk menilai stan peserta di ke 4 kategori. Tim juri membuat kriteria dan skoring untuk penentuan parameter yang objektif dan kuantitatif. Tim juri terdiri dari perangkat daerah, mitra pembangunan dan jurnalistik.
Read more >>

Selasa, 27 Agustus 2024

Seminar Pengelolaan Kolaboratif Habitat Orang Utan di Bentang Alam Menyapa Lesan

Bertempat di Hotel Grand Parama Tanjung Redeb, Rabu 28 Agustus 2024, dilaksanakan seminar pengelolaan habitat orang utan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Mualwarman. Acara ini dibuka oleh Staf Ahli Ruslan Hefno dan dihadiri oleh perwakilan perangkat daerah, KPHP Berau Barat dan Berau Tengah, LSM, Pokja PKHB, YKAN, akademisi serta pihak kecamatan Kelay dan beberapa kampung yang masuk dalam bentang alam. 
Fakultas Kehutanan yang disampaikan langsung oleh Dekan, Prof. Rudianto, bahwa perencanaan pengelolaan ini sudah dilakukan selama 3 tahun. Beliau juga mengucapkan terima kasih ke Pemerintah Kabupaten Berau atas semua kerjasama yang sudah dilakukan. 
Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Program Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan. Melalui link zoom, Direktur Kehati, ibu Puspa sebagai administrator TFCA. Beliau menyampaikan tentang TFCA. Terdapat 80 an mitra sejak tahun 2014, dimana Berau adalah salah satu lokasi kegiatan TFCA.
Fahutan Unmul melalui narasumbernya Prof. Irawan, disampaikan potensi flora, fauna dan kearifan lokal. Termasuk inovasi kehidupan berkelanjutan yang ada di desa-desa sekitar bentang alam. Tentu yang paling utama adalah adanya populasi orang utan yang menjadi fauna lindung utama yang perlu dilindungi. Di lokasi juga memiliki potensi hasil hutan bukan kayu yang bisa dikembangkan di masyarakat.
Setelah itu pemaparan yang disampaikan oleh perwakilan BKSDA Berau. Mengingat adanya habitat orang utan dan menjadi kewenangannya. Diawali dengan menyampaikan tupoksi BKSDA, termasuk cakupan wilayah kerja dimana bentang alam habitat orang utan ini dibawah kewenangannya. Disampaikan juga populasi orang utan dan alasan pentingnya konservasi orang utan serta menjadi satwa yang dilindungi. Orang utan menjadi spesies kunci karena mampu membantu penyebaran benih paham atau tanaman hutan. Orang utan mampu hidup selama 30 sampai 50 tahun.
Untuk lebih memberikan pemahaman bagi peserta, disampaikan juga paparan Best Management Practise (BMP) PT. UDIT, sebuah perusahaan kayu yang beroperasi di sekitar bentang alam. Melalui direktur utama, Bapak Kasransyah memberikan kegiatan konservasi yang telah diinisiasi oleh perusahaan.




Read more >>