Berdasarkan hasil koordinasi, kami mengetahui tim KKN akan ke Merabu sekitar jam 6 pagi waktu Samarinda. Kalau perjalanan Samarinda – Tanjug Redeb, biasa normalnya sekitar 14 sampai 15 jam, maka saya perkirakan rombongan akan sampai ke Simpang Kampung Merapun sekitar 10 sd 12 jam-an. Perkiraan saya jam 16.00, kalau lancar. Saya coba kontak taxi yang nomornya saya dapatkan dari kantor. Saya kontak dan diinformasikan memang jam 6 harus meluncur.
Pejalanan Tanjung Redeb ke Merapun sekitar 3 sampai 4 jam-an kalau lancar. Jadi saya coba atur jadwal dengan staf di kantor agar menyiapkan sopir. Saya coba kontak ke sopir sekitar bakda dhuhur. Harapannya, setelah shalat dhuhur yang dijamak dengan ashar, kami meluncur.
Saya terus kontak dengan sopir Samarinda. Namanya Mas Fendy. Menggunakan 2 mobil inova, mereka meluncur jam 06.00. Membawa 7 anak KKN dengan segalan barang yang diperlukan selama 2 bulan rencana kegiatan di Kampung Merabu.
Kampung Merabu, sebuah kampung dari 14 kampung di Kecamatan Kelay, merupakan sebuah desa wisata. Dengan pegunungan karst yang unik serta danau Nyadeng yang biru. Desa ini sudah dikenal karena memang memiliki wisata yang menarik. Pemerintah desa melalui lembaga pengelola hudan desa “Kerima “Puri” berupaya mengembangkan wisata khusus, maksudnya wisata yang ekslusive. Sedikit tapi memiliki pendapatan yang maksimal. Insyallah masing-masing wisata akan diberitakan pada episode selanjutnya.
Sekitar jam 8 an, saya coba kontak sopir untuk menanyakan posisi rombongan. Infonya sudah di Teluk Pandan, sebuah desa menuju Sangatta Kutai Timur, tidak jauh dari simpang Bontang. Dari komunikasi singkat, kami perkirakan sore sampai dan walau belum tahu jam berapa pastinya. Saya sampaikan juga kalau kami dari Tanjung Redeb sekitar jam 1 siang agar bisa bertemu di simpang Kampung Merapun dari jalan poros Samarinda Berau. Sang sopir mengatakan akan update setiba mobil smapai di Sangata.
Saat sampai Sangata dan menuju simpang Perdau, sang sopir menginformaksikan saya. Waktu menunjukkan jam 11 an... sopir menghubungi saya bahwa mobil sudah di simpang Perdau menuju Wahau. Saya perkirakan Perdau-Wahau sekitar 2 sampai 3 jam. Kemudian Wahau-Merapun sekitar 1 sampai 2 jam. Maka saya putuskan mempercepat keberangkatan.
Saya langsung hubungi sopir agar berangkat dari Tanjung Redeb sekitar jam 12 an. Nanti bisa shalat dhuhur dan ashar di perjalanan. Akhirnya jam 12 an, sopir menjemput saya di rumah. Sengaja saya makan siang dulu. Saya tanya juga ke sopir, apakah dia sudah makan. ternyata sudah. Kita lansgung ke berangkat. Di perjalanan sudah mendengar azan dhuhur, tepat di Teluk Bayur kami shalat dhuhur dan ashar.
Selama perjalanan saya minta ke sopir, kalau menemukan buah semanagka, kita bisa mampir untuk cari bekal untuk teman-teman KKN. Biasanya di daerah Lamin Labanan atau arah Kelay ada aja orang yang jualan atau di beberapa kebun semangka pinggir jalan.
Sambil kontak sopir Mas Fendi. Sekitar jam 2 an, dia menyampaikan sudah sampai di Wahau. Cukup cepat perjalanan mereka. Saat itu, kami juga sudah juga sampai Kelay. Saya kirimkan lokasi google map saya biar dia tahu. Mas Fendi menyampaikan kalau mereka mampir ke Wahau untuk shalat dan mampir beli sayuran katanya. Perkiraan sampai jam 4 an sampai di Simpang Merapun.
Dari kelay ke merapun ini sinyal hp memang naik truurn. Sinyala naik turun, kalau di posisi tingi biasanya ada beberapa batang sinyal, ettapi setelahnya hilang lagui. Akhirnya saya sampai di Guung Minyak jam 4 an, Sudah tidak jauh dari Merapun. Saya Wa kemas fedi, tetapi tidak bisa masuk. Centang amsih 1.. Sekitar jam 16.25 an, kami sampai di simpang Merapun. Kami wa saya tidak dijawab, sebvenanranya sebelumnya saya kirimm juga voice call sekitar jam 4 an. Iya.. sayaa juga jirimkan fotogerbang merapun agar bisa dilihat mas fendi. Tapoi tidka ada respon... akhirnya kamiu putuskan untuk menunggu di sebuah waraung kecil. Ambl beliroti dan istitrahat, kami tungu. Pikir kami merwak masih belajna di Wahau.
Setalah setengah jam, kok belum ada info apapun,m katrena mewmang tidak ada sinyal sama sekali. Saya coba melanagkah keluar untuk cari sunyal. Saya katakan sama sopir jam 5 kita masuk ek lokasi. Kami teruskan untuk menunggu. Sampai jam 5 dan tetap tidak yang datang. Kami sabar menunggu. Dan ubah lagi, kita akan tunggu samoai jam 17,30...Apapun kondisinya kitaakan ke kampung.... Kami tunggu lagi.. Mewndekati jam setegah 6, saya kok kurang nyaman.
Akhirnya bertanya dengan pemilik warung, dimana lokasidekatsini yg ada sinyal. Dia katakan ada lokasidi sebuah gunung kembali ke Berau. Saya tanya jauh ya.. tidka hanya di atas gunung sebelum lokasi ini. Saya minta ke sopir untuk ke lokasi.
Alhamdulllah, di lokasi ini memang ada sinyal. Saya buka whatasup.. ada pesan masuk. Yang menyatakan kalau merkwa langusng masuk ke gerbang merapun. Saya lihatv jam sekitar 17.22 an... WA mas fedni saya lihat jam 16.24, yang menyatakan merka udha masuk ek gerbang merapun, Saya terlambat 1 menit, karena jam 16.25 yang kirim gambar ke mas fedni... ada panggilan tidak terjawaab jiuga dari mas fedbi. Akhirnya saya hubungi dan ternyata sudah dekat pabrik kelspa sawit. Saya kirim google lokasi “terkini”.agar bisa melihat pergrelkan mobil saya. Akmi langsung masuk... ternayta di dalam gerbang, sinyal kurang normal, beberpa titik tidak ada sinyal.
Saya kehilangan psosois mobil mas fendi.. sekitar jam 17.29 an, mas fedni kirim juga google map posisis “terkni” saya ikuti itu, tetapi akrena tida afda sinyal, rute google map belum muncul. Tteapi posisisnya cukuop dekat, kelihat kooridnat walaupun rutr tidka keliatan
Ada sebuah pesan masuk sekitar jam 17.30 an kalau mereka sudha meleati pabrik. Mas fedbi juga kirim foto sebuah tugu ekcil. Aya minta gar jangan bergerak dan tunggu di lokasi itu, akrena di situ ada simpang. Walaupiun ada plang arah menunju merabu, ternya mas fendi sempat salah arah malah menuju kampung merabu... makanya saya minta memlalui wa untuk tidak jalan. Istyirahat aja.
Ssaya akhirny asamapaia pabrik dan melihat di google map, terlihat rute mobil mas fendi.. alamdulillah... rutenya masuk dan arah saya benar. Mbobil Mas fdni berentui. Tenryata bebeapa saat saya menumkan mobil mas fendi berada di sipmang. Memang akalu ormag baru pertamakali, walaupun ada petunjukan, sulit juga menentukan posisinuya. Akhirnya sempat berjenti senjenak, saya minta mas fendi denagn robongan memgikiti saya menuiju Mwerabu. Alhamulillah... ajlanan lancar, akrena tridka ada hujan. Jadi kami bertga (monil) menuju Merabau. Jalannya cuku baik, kshususnya saat berada di perbuknan sawit. Ada sedkit agregari kerikl sehingga walaupun hujana kan akan. Tetapu saat keluar konsensi dan menuju Merabau, sudah tidak ada kerikil, jadi tanah lempung. Saya perkirakan jalan ini akan alicin bila bujan dan menggunakan inova...
Akhirnya kami sampai Merabu bebberpa menit sbeelum maghrib. Rimbiongan langsung istiurahat dan menaruh barang2, saya meminta ke ketua kelompok KKN untuk mendampingi sya ake rumah kepala kampung untuk melapor diri. Alhamdulillah... kebetulan, rumah kepala kampu g dekat dnegan amsjid, kami sempatkan shalat nagrib dan isya secara berjamaah.. alhamdulillah
Pa Asrani, atau nama pangilanna “Pak Rah”...nama kepala kampung merabu. Seoramg tokoh masyakarat yang sangat disegani warga. Saya sempatkan diskusi sebentar dan menyanpaikan edatangan mahasiwa... Akhirnuya kami kembali ke ro,bonagan.. Pa Rah kemudian mamapier ke posko.. mahasiwa masih eres-beres.. karena sudah malam, mengecek lampu, wc, dapur dan lain.-lain.. tenratra ada beberapa lampu yang matu, kompr nya tidak ada, eliji juga belum tersedia.. aiur masih mati... alhamdulillah, pa Rah langsung menyipakna smeua... sekitar jam 8 an.. semua sdh siap.. posko sh bersih, barang2 sudha dimasukan dalma kamar..
Sambil istirahat sebentar dan menyantap makanan cemilan yang dibawa .. kami akhir duduk bersama dengan Pak Rah... anak2 mahasiswa mengenalkan diri .. nama, asal> kemudian Pak Rah memberikan arahan dan terasuk kondisi kampung merabu serata harpannya.. oh iya, nama2 mahasiwanya adalah naufal seorang ketua kelompok yang sigap... ada faris, ada rana, ada adin, ada azizah dan ada selvi dan imah... mereka 7 orang... setelah dirasa cukup, akirnya kami menuju rumah seorang ibu guru untuk makan malam. Bersmaa pa rah kami kesana untuk makan malam.. Alhamdulillah.. penat lelah dan cape yang awalanya terlihat di wajah mahasiwa, setelah akan menajkdi semakin cerajh.. alahamdulillah. Kami kembali ke posko saja dalam keadaan yang nyaman... Welcome Kampung Merabu...